Tahun baru mainan baru, sepertinya diawal tahun 2023 ini ada fenomena menggembirakan didunia permainan anak-anak, termasuk remaja bahkan orang tua.

Suara tek-tok, tek-tok, tek-tok atau teko-teko, teko-teko semakin nyaring ditelinga hampir disetiap tempat, tanpa terkecual yakni disekolah, dirumah, di arena bermain, bahkan ditempat ibadah. Suara mainan yang saat ini sedang viral hampir disetiap daerah di beberapa kota di Sumatera Utara bahkan di Papua wilayah Meepago bahkan mungkin dbeberapa pulau di Indonesia.

Mainan itu di tempat penulis disebut “LATO-LATO dan di wilayah Meepago Papua disebut TEKO-TEKO”. Mainan sederhana ini adalah mainan zaman dulu, harganya juga sangat murah , mainan ini sangat sederhana hanya terdiri dari dua bandul atau bulatan sebesar telur ayam kampung yang digantung dengan benang, akan berbunyi ketika dua bandulan itu saling berbenturan ketika diayunkan dengan cara-cara tertentu yang sederhana namun tidak mudah.

Mainan ini dimainkan dengan berbagai variasi yang bisa dilakukan dengan keahlian yang memerlukan latihan. Diberbagai tempat “LATO-LATO atau TEKO-TEKO sudah ada yang mulai di modifikasi dengan lampu dan bandul yang beraneka warna.

Fenomena ini untuk sementara cukup menggembirakan, menurut pengamatan penulis kebiasaan bermain “LATO-LATO atau TEKO-TEKO” ini terasa mulai berhasil mengalihkan perhatian anak-anak dari kecanduan bermain Hanphone androit dengan berbagai variasi mainan mulai yang online hingga offline yang akan sangat mudah digandrungi anak-anak.

Ditempat kediaman penulis, sebelum “LATO-LATO atau TEKO-TEKO” Viral, akan menjadi pemandangan yang biasa jika melihat anak-anak menenteng HP androit hampir disetiap tempat, terlebih lagi setelah dua tahun terakhir ini yakni saat anak-anak harus belajar mengunakan androit karena belajar online ketika pendemi Covid 19 melanda, namun diawal tahun ini kebiasaan itu sudah mulai digantikan oleh mainan “LATO-LATO atau TEKO-TEKO”.

Mungkin saja apa yang penulis amati ini masih terlalu dini kalau dikatakan bahwa “LATO-LATO atau TEKO-TEKO” yang sederhana ini mampu merubah kebiasaan anak dari kecanduan Hp androit yang berbiaya mahal dan menurut beberapa kalangan dapat merusak sistem syaraf anak, tapi andai kan gejala ini benar tentu fenomena ini sangat baik sekali dan patut di apresiasi.

Tentu akan lebih baik membiarkan anak-anak bermain “LATO-LATO atau TEKO-TEKO” dibanding bermain HP Androit, karena bermain “LATO-LATO atau TEKO-TEKO” disamping biayanya murah juga jauh dari bahaya radiasi dan pengaruh buruk dunia maya, bermain “LATO-LATO atau TEKO-TEKO” akan lebih mudah mengawasiny.

Lanjut, sebab andai saja ada bahayanya itu akan mudah diawasi, namun bahaya dari androit akan sulit untuk diawasi, karena sudah dimaklumi dunia maya itu banyak konten-kontennya yang dapat merusak moral anak-anak usia remaja.

Semoga apa yang terjadi diawal tahun ini menjadi pertanda baik dan benar adanya, karena sebagai orang tua penulis juga sedikit kewalahan menjauhkan anak-anak dari kecanduan bermain HP Androit, tapi kehadiran “LATO-LATO atau TEKO-TEKO” Setidaknya mengurangi anak-anak yang menjadi dewasa sebelum waktunya.

Lanjut, kadang kita mendengar anak dibawah umur bicaranya sudah seperti orang dewasa, kadang juga mereka sudah tidak terlalu respon ketika dipanggil orang tuanya, entah saja semua ini karena membuatnya HP Android.

Meskipun suatu saat nanti bisa saja permainan “LATO-LATO atau TEKO-TEKO” ini menjadi sebuah gangguan karena dapat membuat suara bising atau dapat pula membahayakan dan terluka akibat terkena maianan ini, tapi untuk saat ini sepertinya masih pada tahapan aman dan terkendali.

Paniai, 6 Januari 2023

Oleh : SAHBUDI

Editor : Boas Yogi